Peduli Sosial


      Peduli sendiri memiliki arti sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.Peduli sosial menuntut kepekaan hati sesorang terhadap situasi disekitar.
      Pilar kepedulian dirumuskan didalam beberapa lembaga diantaranya Indonesia Heritage Foundation merumuskan Sembilan karakter dasar yang menjadi tujuan pendidikan karakter, yaitu:
a.         Cinta Tuhan dan alam semesta beserta isinya.
b.         Tanggung jawab, kedisiplinan, dan kemandirian.
c.         Kejujuran
d.        Hormat dan santun
e.         Kasih sayang, kepedulian, dan kerjasama.
f.          Percaya diri, kreatif, kerja keras dan pantang menyerah.
g.         Keadilan dan kepemimpinan.
h.         Baik dan rendah hati.
i.           Toleransi, cinta damai dan persatuan.
        Kemudian Character Counts di Amerika mengidentifikasikan bahwa karakter-karakter yang menjadi pilar yaitu:
a.       Dapat dipercaya (trustworthiness)
b.      Rasa hormat dan perhatian (respect)
c.       Tanggung jawab (responsibility)
d.      Jujur (fairness)
e.       Peduli (caring)
f.       Kewarganegaraan (citizenship)
g.      Ketulusan(honesty)
h.      Berani (courage)
i.        Tekun (diligence)
j.        Integritas.
          Nilai utama karakter bangsa Indonesia didefinisikan menjadi empat yaitu jujur, cerdas, tangguh dan peduli. Dan nilai-nilai tersebut jika diterjemahkan lebih lanjut menjadi :
a.         Olah Pikir
Cerdas, kritis, kreatif, inovatif, ingin tahu, berpikir terbuka, produktif, berorientasi iptek, dan reflektif.
b.        Olah hati
Jujur, beriman, dan bertakwa, amanah, adil, bertanggung jawab, berempati, berani mengambil resiko, pantang menyerah, rela berkorban, dan berjiwa partriotik.
c.         Olah rasa/karsa
Peduli, ramah, santun, rapi, nyaman, saling menghargai, toleran, suka menolong, gotong royong, nasionalis, kosmopolit, mengutamakan kepentingan umum, bangga menggunakan bahasa dan produk Indonesia, dinamis, kerja keras dan beretos kerja.
d.        Olah Raga
Tangguh, bersih dan sehat, disiplin, sportif, andal, berdaya tahan, bersahabat, kooperatif, determinative, kompetitif, ceria, dan gigih
KEPEDULIAN SOSIAL
PENGERTIAN
Kepedulian sosial adalah perasaan bertanggung jawab atas kesulitan yang dihadapi oleh orang lain di mana seseorang terdorong untuk melakukan sesuatu untuk mengatasinya.
“Kepedulian Sosial” dalam kehidupan bermasyarakat lebih kental diartikan sebagai perilaku baik seseorang terhadap orang lain di sekitarnya.
Kepedulian sosial dimulai dari kemauan “MEMBERI” bukan “MENERIMA”
Bagaimana ajaran Nabi Muhammad untuk mengasihi yang  KECIL dan Menghormati yang BESAR; orang-orang kelompok ‘besar’ hendaknya mengasihi dan menyayangi orang-orang kelompok ‘kecil’, sebaliknya orang ‘kecil’ agar mampu memposisikan diri, menghormati, dan memberikan hak kelompok ‘besar’.
•Rasul bersabda:
• لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيرَنَا وَيَعْرِفْ شَرَفَ كَبِيرِنَا
•”Bukanlah termasuk golongan kami orang yang tidak menyayangi orang muda di antara kami, dan tidak mengetahui kemuliaan orang-orang yang tua di antara kami” (HR. At-Tirmidzy dari Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhu, dan dishahihkan Syeikh Al-Albany )
•لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيرَنَا وَيُوَقِّرْ كَبِيرَناَ
•”Bukan termasuk golonganku orang yang tidak menyayangi orang muda di antara kami dan tidak menghormati orang yang tua” (HR. At-Tirmidzy, dishahihkan Syeikh Al-Albany).
Bagaimana Cara Pembentukan Sikap dan Prilaku Kepedulian Sosial?
Sikap dan perilaku kepedulian sosial bukan pembawaan, tetapi dapat dibentuk melalui pengalaman dan proses belajar; dapat dilakukan melalui 3 model:
1.Mengamati dan Meniru perilaku peduli sosial orang-orang yang diidolakan (mengacu pada teori social learningnya Bandura)
2. Melalui proses pemerolehan Informasi Verbal tentang kondisi dan keadaan sosial orang yang lemah sehingga dapat diperoleh pemahaman dan pengetahuan tentang apa yang menimpa dan dirasakan oleh mereka dan bagaimana ia harus bersikap dan berperilaku peduli kepada orang lemah (mengacu pada teori kognitif Bruner)
3. Melalui penerimaan Penguat/Reinforcement berupa konsekuensi logis yang akan diterima seseorang setelah melakukan kepedulian sosial (mengacu pada teori operant conditioning nya Skinner (konsekuensi mempengaruhi perilaku)
Model I
•Imitating dan modeling.
•Peran penting tokoh idola (model)
•Adanya pertimbangan konsekuensi yang diterima (teori reinforcement)
•Ayat-ayat al-Qur’an tentang sejarah para tokoh besar
•Metode cerita, sosiodrama, bermain peran, teladan guru, dkk
Model II
•Teori kognitif: seseorang akan memberikan respons kepada lingkungan eksternalnya berdasarkan atas pemahaman kognisi seseorang terhadap lingkungan atau obyek tersebut.
•Pentingnya peran pemahaman dalam mempengaruhi prilaku
• Melalui tahap informasi, transformasi (mengubah informasi), dan evaluasi (penilaian untuk digunakan) dengan indra sam’a, abshar, dan af’idah
•Ilmu dan Amal
•Metode analisis nilai, dan pembelajaran kognitif –afektif.
Model III (menerima penguatan/reinforcement)
•Konsekuensi mempengaruhi perilaku berarti seseorang melakukan sesuatu karena mereka mengetahui ada hal lain yang akan mengikutinya sebagai konsekuensi dari perilaku mereka.
•Konsep tsawab, ujrah.
•Konsep reward dan punishment
•Pemberian punishment dapat cepat diketahui hasilnya, namun dalam jangka panjang akan mengakibatkan beberapa masalah pada seseorang yang terkena perlakuan ini, seperti sikap apatis, takut pada pengawas, sikap mutar-mutar, melakukan sesuatu hanya untuk memenuhi aturan, belajar agar terhindar dari hukuman, agresif dan emosional. Sebaliknya reinforcement positif (diberikannya sesuatu yang menyenangkan) berfungsi lebih efektif dalam membentuk perilaku seseorang dibandingkan punishment, meskipun hasilnya tidak bisa dilihat dengan cepat.
•Teori reinforcement merupakan teori fungsi (semua komponennya ditentukan oleh fungsinya—bagaimana hal tsb bekerja—bukan ditentukan oleh strukturnya—bagaimana bentuknya), sebagai teori fungsi, reinforcement akan bekerja dengan baik jika sesuai dan memenuhi kebutuhan dan karakter seseorang yang diberi reinforcement. Suatu reinforcement yang sama bentuknya akan berbeda fungsi dan keefektifannya jika diberikan kepada individu yang berbeda.
Rambu-Rambu Reinforcement (konsekuensi) dalam Pembentukan Perilaku
Efektifitas reinforcement ditentukan oleh faktor:
1.Kesesuaian dengan kebutuhan.
2.Kesegeraan pemberian dan dirasakan.
3.Keastian atau keajegan.
4.Ukuran (kuantitas dan kualitas).
Peduli Sosial Peduli Sosial Reviewed by Selalu Ada on September 07, 2016 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.