Cerpen Tentang Sahabat


SAHABAT

                    Lima tahun lalu, saat yang paling tidak aku lupakan. Saat aku duduk dibangku kelas  1 SMP swasta di Purwakarta. Aku gadis usia remaja yang santai dan sedikit ceroboh.  Aku memiliki empat sahabat, kami selalu bersama dalam keadaan apapun dan anehnya persahabatan iniiiiii begitu terasa erat. Ketika memasuki semester ganjil, kami saling mendukung satu sama lain agar nilai UAS kami memuaskan. Detik demi detik UAS pun telah berakhir dan hanya menunggu hasil yang kami kerjakan dari soal-soal itu. Selama satu mimggu kami menunggu keputusan, yaitu keptusan apakah kami diremedial ataupun tidak. Dan ternyata, kami senang karena tidak ada satupun pelajaran yang mnyatakan bahwa kami diremedial.
                  Tak lama kemudian kamipun memasuki hari dimana, raport akan dibagikan sebagai hasil dari keseharian kami dan hasil dari UAS.  Tak lama kemudian aku dan ketiga sahabatku telah menerima raport. Kemudian salah satu dari sahabatku yang bernama Mutmainnah bilang bahwa ia akan pindah sekolah ke Jakarta untuk ikut ayahnya. Aku menangis mendengar kabar yang tak dinginkan,  karena dari ketiga sahabatku itu paling dekat dengannya. Yaaaa walaupun baru bersahabat dengannya selama tiga bulan tetapi persahabatan ini begitu erat. Ketika malam hari aku menangis, hati berat rasanya untuk melepaskan kepergian sababat itu.
                Beberapa tahun kemudian, tahun pertama memasuki tingkat akhir sekolah semua nilaiku baik-baik saja. Aku sangat bersyukur karena masih memiliki dua sabahat yang masih menemaniku hingga hatun pertama tingkat sekolah. Kami selalu belajar bersama ketika kami mengalami kesulitan dan kami memecahkan kesulitan itu bersama. Tiba-tiba Nina sahabatku pindah ke Bogor. Dan Suatu hari ada sesuatu yang tak aku harapkan bahkan tak terlintas dalam benakku. Ada anak baru yng datang ke kelasku  dan memecahkan persahabatanku. Aku tidak begitu menyukai anak laki-laki itu, tapi sahabatkulah Rahma yang selalu saja mengaguminya dan membangga-banggakannya dihadapanku. Persahabatan kamipun mulai berubah.
                    Akhirnya dengan berat hati akupun menerima kondisi ini. Inilah awal dimana persahabatanku kandas hanya karena perasaan. Aku menjadi semakin  tidak peduli dengan sahabatku yang dulu meninggalkanku hanya karena seorang anak laki-laki. Aku tak mengerti pada sabataku yang awalnya dia juga yang bersikap begitu padaku, kondisiku menjadi semakin tak stabil dengan sahbatku yang perlahan menjadi renggang.
                     Hari demi hari semakin berlalu, detik demi detik aku dengan kesendirianku dan diapun dengan kesibukannya. Waktu telah aku lewati tanpa seorang sahabat. Ada perasaan canggung antar kami, karena sudah lama tidak mengobrol bersama lagi. Kami sadar, kami terlalu egois. Karena sebuah penyesalanlah persahabatan kami rentan. Setelah sadar, kamipun kembali berbaikan dan berjanji apapun dan siapapun yang masuk dalam persahabatan ini, jangan terulang kembali persahabatan yang pernah rentan.

Cerpen Tentang Sahabat Cerpen Tentang Sahabat Reviewed by Selalu Ada on October 27, 2016 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.