Teori Pertumbuhan Ekonomi Karl Bucher

Teori Pertumbuhan Ekonomi Karl Bucher - Bicara tentang teori ekonomi kita tidak bisa meninggalkan nama karl bucker yang merupakan salah satu dari para pemikir ekonomi dunia. Karl Bucher adalah salah satu pelopor aliran ekonomi historis.


Aliran historis berkembang di Jerman dan kemunculannya merupakan reaksi terhadap pandangan kaum klasik yang menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi dapat dipercepat dengan revolusi industri, sedangkan aliran historis menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi dilakukan secara bertahap. Tokoh pendiri aliran histros adalah Frederich List, Bruno Hildebrand, Wegner Sombart, W.W. Rostow dan Karl Bucher.

Karl Bucher membagi pertumbuhan ekonomi menurut jarak yang ditempuh oleh alat pemuas kebutuhan, yaitu dari produsen sampai ke konsumen. Masyarakat dilihat sebagai satu kesatuan rumah tangga, baik sebagai rumah tangga produsen maupun rumah tangga sebagai konsumen. Pertumbuhan ekonomi menurut Karl Bucher sebagai berikut :
Rumah tangga tertutup
Rumah tangga tertutup merupakan satu kesatuan keluarga yang terdiri atas beberapa orang dan tidak mempunyai hubungan dengan orang-orang atau rumah tangga lain diluar lingkungannya. Contoh rumah tangga tertutup terdapat pada suku-suku terasing di pedalaman Kalimantan dan Irian Jaya. Menurut Karl Bucher, rumah tangga tertutup ini berlangsung sampai lebih kurang tahun 1000.
Rumah tangga kota
Rumah tangga tertutup semakin lama semakin besar dan mulai menjalin hubungan dengan rumah tangga tertutup lainnya, sehingga rumah tangga ini menjadi lebih terbuka. Pada rumah tangga kota, alat pemuas kebutuhan yang dihasilkan oleh suatu masyarakat (rumah tangga) tidak lagi digunakan untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Barang-barang yang dihasilkan masing-masing rumah tangga mulai saling dipertukarkan. Hubungan antara satu rumah tangg dengan rumah tangga lainnya menjadi semakin beraneka ragam. Masing-masing rumah tangga itu semakin maju dan melahirkan sebuah tatanan masyarakat baru, yang dalam perkembangan selanjutnya akan membentuk rumah tangga kota.
Rumah tangga bangsa
Adanya hubungan antara kota dan kota lainnya menyebabkan timbulnya rumah tangga bangsa. Rumah tangga bangsa merupakan satu kesatuan ekonomi yang meliputi suatu negara. Hubungan kota dengan kota diperlancar dengan semakin baiknya sarana dan prasarana perhubungan dan keamanan. Alat-alat pemuas kebutuhan yang dihasilkan semakin beraneka ragam dan dalam jumlah yang semakin banyak, baik jenis maupun jumlahnya ini, maka muncullah perusahaan-perusahaan.
Rumah tangga dunia
Kemajuan yang dicapai oleh suatu rumah tangga bangsa berbeda dengan rumah tangga bangsa lainnya, baik dalam teknologi produksi, efisiensi, jenis maupun jumlah barang. Akibatnya, barang-barang yang dihasilkan oleh suatu rumah tangga bangsa mulai mengalir ke rumah tangga bangsa lainnya sehingga daerah-daerah pemasaran yang baru, karena kelebihan produksi, tidak lagi dapat mengkonsumsikan sendiri. Dalam masa inilah dikenal adanya perdagangan internasional.

Untuk lebih jelasnya mengenai Teori Pertumbuhan ekonomi menurut Karl Bucher bisa dilihat pada referensi berikut ini:
·         Irawan, dan Suparmoko, 2002, Ekonomi Pembangunan, Edisi Keenam, BPFE Yogyakarta
·         Lincolin Arsyad, Edisi Terbaru, Ekonomi Pembangunan, STIE YKPN Yogyakarta
·         Sadono Sukirno, 2006, Ekonomi Pembangunan, Edisi Kedua, Kencana, Jakarta
·         Mudrajat Kuncoro, Edisi Terbaru, Ekonomi Pembangunan, YKPN, Yogyakarta
·         Jhingan, M.L. 1999. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, terjemahan D. Guritno. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
·         Tambunan, Tulus T.H. 2001. Perekonomian Indonesia Teori dan Temuan Empiris. Jakarta: Ghalia Indonesia.
·         Todaro, Michael P. 1998. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, terjemahan Haris Munandar. Jakarta: Erlangga. Edisi Keenam.
Itulah tadi Posting tentang "Tahap Pertumbuhan dan Pembangunan ekonomi Karl Bucher". Jika ada salah kata atau penulisan kiranya pembaca sudi untuk memberikan koreksi saran kritik dan komentarnya. Terimakasih dan semoga bermanfaat.







7
.1 FRIEDRICH LIST (1844)
Friedrich List sebenarnya adalah seorang penganut paham Laissez faire yang berpendapat bahwa sistem atau paham ini dapat menjamin alokasi sumber daya yang optimal. Dengan kata-kata lain perkembangan ekonomi hanya terjadi apabila dalam masyarakat terdapat kebebasan dalam organisasi politik dan kebebasan perorangan.
Tetapi ia menghendaki adanya proteksi pemerintah bagi industri-industri yang masih lemah. Suatu hal yang dapat dimengerti karena dia menghendaki berkembangnya industri di Jerman yang pada waktu itu masih jauh tertinggal dibandingkan dengan di Inggris.Dengan demikian menurut Friedrich List perkembangan ekonomi yang sebenarnya tergantung kepada peranan pemerintah, organisasi swasta dan lingkungan kebudayaan masyarakat yang bersangkutan.
Friedrich List meneliti tahap-tahap pertumbuhan ekonomi dari segi perkembangan teknik produksi atau perilaku masyarakat dalam berproduksi. Tahap-tahap tersebut adalah[1]:
(1)   Mengembara
(2)   Beternak
(3)   Pertanian
(4)   Pertanian dan industri rumah tangga (manufaktur)
(5)   Pertanian, industri manufaktur dan perdagangan
Dalam masyarakat yang berada pada  tahap kelima tingkat kemajuan teknik produksi tersebut saling tumpang tindih (overlapping), sehingga sulit menentukan batas diantara tahap-tahap tersebut secara tegas.
7.1.1 Mengembara
Ini adalah bentuk kegiatan manusia yang paling awal (primitif) dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (berproduksi).Produk yang dibutuhkan oleh masyarakat pada tahap ini adalah bahan makanan, yang jelas merupakan suatu kebutuhan yang sangat mendasar bagi suatu kehidupan. Bahan pangan ini dapat dibagi dua, yaitu: (i) yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan (ii) yang berasal dari hewan. Pangan nabati pada tahap ini dapat diambil begitu saja dari alam tanpa perlu bersusah payah menanam dan apalagi memprosesnya. Sementara pangan hewani diperoleh dengan cara berburu. Bila bahan pangan di suatu daerah habis, maka mereka akan mencari yang lain di tempat yang lain pula dengan membawa serta hewan yang masih mereka miliki atau belum habis dimakan. Dengan demikian mereka mempunyai pola hidup mengembara dan dengan tingkat ketergantungan yang sangat tinggi kepada alam.
7.1.2 Beternak
Dalam perkembangan selanjutnya hewan yang mereka pelihara semakin banyak, baik karena berkembang biak maupun karena hasil tangkapan baru. Pengalaman dan kebiasaan ini secara perlahan pada akhirnya menumbuhkan usaha peternakan.
7.1.3 Bertani
Seiring dengan berjalannya waktu jumlah penduduk kian meningkat dan oleh karena itu kebutuhannya, khususnya kebutuhan akan bahan pangan juga meningkat, sehingga diperlukan jumlah bahan pangan yang semakin banyak pula. Dengan demikian jumlah bahan pangan di suatu lokasi menjadi semakin cepat habis, dibandingkan dengan periode sebelumnya.Hal ini berarti bahwa untuk memenuhi kebutuhan pangannya masyarakat tersebut memerlukanroute pengembaraan yang semakin jauh dan dengan frekuensi yang semakin besar. Hal ini sudah jelas memerlukan tenaga dan energi yang semakin besar pula, sementara daya tahan tubuh masyarakat pada waktu itu belum berkembang dengan memadai terutama karena pengetahuan tentang kesehatan dapat dikatakan sama sekali tidak ada. Oleh karena itu pola hidup mengembara menemukan titik jenuhnya dan masyarakat tradisional tersebut terdorong untuk memikirkan cara produksi alternatif. Maka lama-kelamaan mulai dikenal kehidupan bercocok tanam (bertani) tradisional.Oleh karena pertanian dalam arti luas meliputi pula usaha peternakan, maka tahap ketiga ini disebut pertanian.
7.1.4 Pertanian dan Industri Rumah Tangga
Seiring dengan perjalanan waktu sektor pertanian berkembang dari pola perladangan berpindah-pindah kepada pertanian menetap dengan teknik produksi yang semakin maju. Perkembangan ini terutama sebagai hasil dari dinamika interaksi antara demand dan supply barang kebutuhan pokok khususnya pangan. Dari sisi demandkebutuhan terhadap pangan terus meningkat terutama karena peningkatan jumlah penduduk. Dari sisi supplylahan pertanian adalah tetap, kalaupun meningkat maka peningkatannya akan relatif kecil khususnya dibandingkan dengan peningkatan jumlah penduduk. Maka satu-satunya peluang penting untuk menyeimbangkan demand dan supply produk pertanian ini adalah dengan memperbaiki teknologi pertanian sehingga menghemat pemakaian lahan.
Meskipun telah terdapat kemajuan yang berarti dalam sektor pertanian pada taap ini, sektor pertanian tradisional, karen sifat produksinya yang banyak bergantung kepada sifat-sifat alam, ternyata tidak dapat menyerap tenaga kerja manusia secara penuh. Di sektor pertanian ini terdapat, apa yang disebut dengan pengangguran musiman  (seasonalunemployment) .Seperti diketahui beberapa kegiatan pokok dalam suatu usaha tani antara lain adalah : pembenihan, pembersihan lahan, pengelolaan lahan sampai siap untuk ditanami, bertanam membersihkan rerumputan yang tumbuh di sekitar tanaman (menyiang), memelihara/ mengatur pengairan, melindungi tanaman dari ancaman ternak/ hewan lainnya seperti burung dan babi, panen dan kemudian pasca panen. Diantara kegiatan-kegiatan tersebut terdapat waktu senggang yang kadang-kadang relatif panjang, misalnya periode antara sesudah bertanam atau menyiang sampai datangnya musim panen. Disamping itu di beberapa daerah atau belahan bumi seperti di Eropa, Jepang dan Cina bagian utara, karena kondisi cuaca dan iklim, maka kegiatan pertanian yang normal hanya dapat dilakukan beberapa bulan saja dalam setahun. Maka dapat dipahami bahwa waktu senggang ini dimanfaatkan oleh penduduk untuk melakukan berbagai jenis pekerjaan lain dan yang terpenting diantaranya adalah membuat berbagai produk kerajinan tangan untuk keperluan rumah tangga yang dilakukan di rumah-rumah. Dengan demikian, lama kelamaan berkembanglah apa yang disebut dengan industri rumah tangga (home industry). Produk-produk yang dihasilkan antara lain:
(a)    Barang anyaman seperti tikar, kain, renda, topi dan jala,
(b)   Barang keramik/ tembikar seperti periuk, piring, cawan, piring, panci, gelar dan tempayan,
(c)    Berbagai barang ukiran/ hiasan,
(d)   Peralatan pertanian dan/atau transportasi seperti: kapak, cangkul, pisau, parang, pedang, bajak, gerobak, bendi dan pedati.
Pada tahap-tahap awal dari perkembangannya industri rumah tangga ini adalah bersifat sambilan, berskala keci dan banyak menggunakan tenaga manusia.Sementara itu produksinya juga hanya untuk keperluan lokal atau daerah di sekitar produk itu dibuat. Perkembangan industri rumah tangga ini pada akhirnya juga mendorong kemajuan di sektor pertanian yaitu melalui perbaikan teknik produksi,  sehingga perekonomian memasuki memasuki tahap kedua yang bercirikan: pertanian yang semakin berkembang yang dilengkapi dengan industri manufaktur berskala kecil.
7.1.5 Pertanian, Industri Manufaktur dan Perdagangan
Dalam jangka panjang, secara alamiah masyarakat ternyata belajar dari pengalamannya, sehingga teknologi produksi, baik di sektor pertanian, maupun di sektor rumah tangga, dari waktu ke waktu terus diperbaiki. Jumlah produk yang dihasilkan semakin banyak, semakin beragam dan semakin canggih dan dengan cara yang semakin efisien. Laju pertumbuhan teknologi ini semakin dipacu dengan dikenalkannya sistem persaingan yang mendorong berkembangnya spesialisasi baik antar pekerja maupun antar negara.Perkembangan spesialisasi memperbesar tingkat interpendensi antar pekerja dan antar negara dan oleh karena itu mendorong pertumbuhan sektor perdagangan.Sebaliknya sektor perdagangan kembali merangsang perkembangan unit-unit produksi dan konsumsi yang ada di dalam masyarakat baik dalam sektor pertanian maupun dalam sektor manufaktur.
Siklus ini terus berlangsung sehingga skala produksi, perdagangan dan konsumsi kian meningkat yang sekaligus mengantar masyarakat tersebut kepada fase III dalam perekonomian yang bercirikan: pertanian maju, industri skala besar dan perdagangan.

Teori Pertumbuhan Ekonomi Karl Bucher Teori Pertumbuhan Ekonomi Karl Bucher Reviewed by Selalu Ada on October 30, 2016 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.