A. Persebaran Flora di Indonesia
Flora sering diartikan sebagai dunia tumbuh-tumbuhan. Arti flora adalah semua tumbuh-tumbuhan yang hidup di suatu daerah pada zaman tertentu. Keanekaragaman flora Indonesia tergolong tinggi jumlahnya di dunia, jauh lebih tinggi dari flora yang ada di Amerika dan Afrika. Demikian pula jika dibandingkan dengan daerah-daerah yang beriklim sedang dan dingin.
Persebaran flora di Indonesia dibagi menjadi tiga wilayah, yaitu:
1. Flora di Daerah Paparan Sahul
Flora di daerah Paparan Sahul adalah flora di daerah Irian Jaya, yang terdiri atas tiga macam, sebagai berikut.
Flora di daerah Paparan Sahul adalah flora di daerah Irian Jaya, yang terdiri atas tiga macam, sebagai berikut.
· Pohon Sagu, pohon nipah, dan mangrove
· Hutan hujan tropis
· Jenis pemetia pinnata (motea)
2. Flora di Daerah Peralihan
Di Sulawesi terdapat 4.222 jenis flora yang berkerabat dekat dengan wilayah lain yang relatif kering di Filipina, Maluku, Nusa Tenggara, dan Jawa. Flora di daerah peralihan yang berada di habitat pantai, dataran rendah dan ultra basis lebih mirip dengan flora Irian dan jenis tumbuhan gunung mirip dengan yang ada di Kalimantan.
Flora Sulawesi menunjukkan percampuran antara Indonesia bagian barat dengan bagian timur. Jenis flora di Sulawesi banyak yang mempunyai kesamaan dengan wilayah kering di Jawa, Maluku, dan Nusa Tenggara, sedangkan flora dataran rendah di Sulawesi banyak yang mirip dengan flora dataran rendah di Papua.
Di Sulawesi terdapat 4.222 jenis flora yang berkerabat dekat dengan wilayah lain yang relatif kering di Filipina, Maluku, Nusa Tenggara, dan Jawa. Flora di daerah peralihan yang berada di habitat pantai, dataran rendah dan ultra basis lebih mirip dengan flora Irian dan jenis tumbuhan gunung mirip dengan yang ada di Kalimantan.
Flora Sulawesi menunjukkan percampuran antara Indonesia bagian barat dengan bagian timur. Jenis flora di Sulawesi banyak yang mempunyai kesamaan dengan wilayah kering di Jawa, Maluku, dan Nusa Tenggara, sedangkan flora dataran rendah di Sulawesi banyak yang mirip dengan flora dataran rendah di Papua.
3. Flora di Daerah Paparan Sunda
Flora di daerah paparan Sunda adalah flora di wilayah Sumatra yang terdiri atas tiga macam, yaitu:
Flora di daerah paparan Sunda adalah flora di wilayah Sumatra yang terdiri atas tiga macam, yaitu:
· Flora endemik, contoh bunga Rafflesia Arnoldi
· Flora dipantai timur terdiri atas mangrove dan gambut
· Flora dipantai terdiri atas bermacam-macam vegetasi diantaranya meranti-merantian, kemuning, rawa gambut, hutan rawa air tawar, dan rotan
Flora di Kalimantan memiliki kesamaan dengan flora di Sumatra, yaitu hutan hujan tropik, hutan gambut, dan hutan mangrove.
Persebaran tumbuh-tumbuhan menurut lingkungan geografi berdasarkan iklim dan keadaan daerah di Indonesia adalah sebagai berikut.
1. Hutan Mangrove
Hutan mangrove atau hutan pasang, hutan ini khas bagi daerah pantai tropik, ciri tumbuhan ini mempunyai akar napas yang tergantung dari batang, benih tumbuhan dapat mengapung di air laut selama beberapa bulan, sehingga masih dapat tumbuh setelah terdampar di daratan. Terdapat gejala vivipari, yaitu perkecambahan biji pada tumbuhan induk. Hutan ini banyak terdapat di pantai timur Pulau Sumatra dan daerah pantai Kalimantan Tengah, dan Papua, dan sebagian besar daerah pantai di seluruh dunia.
Hutan mangrove atau hutan pasang, hutan ini khas bagi daerah pantai tropik, ciri tumbuhan ini mempunyai akar napas yang tergantung dari batang, benih tumbuhan dapat mengapung di air laut selama beberapa bulan, sehingga masih dapat tumbuh setelah terdampar di daratan. Terdapat gejala vivipari, yaitu perkecambahan biji pada tumbuhan induk. Hutan ini banyak terdapat di pantai timur Pulau Sumatra dan daerah pantai Kalimantan Tengah, dan Papua, dan sebagian besar daerah pantai di seluruh dunia.
2. Hutan Lumut (Tundra)
Hutan lumut, terdapat di pegunungan-pegunungan tinggi yang selalu tertutup kabut karena letaknya sangat tinggi dari permukaan laut, sehingga udaranya sangat lembap dan suhunya rendah sekali. Hutan lumut terdiri atas pohon-pohonan yang ditumbuhi dengan lumut, misalnya di pegunungan tinggi di Papua, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Jawa.
Hutan lumut, terdapat di pegunungan-pegunungan tinggi yang selalu tertutup kabut karena letaknya sangat tinggi dari permukaan laut, sehingga udaranya sangat lembap dan suhunya rendah sekali. Hutan lumut terdiri atas pohon-pohonan yang ditumbuhi dengan lumut, misalnya di pegunungan tinggi di Papua, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Jawa.
3. Hutan Rawa
Hutan rawa, meliputi daerah yang cukup luas di Indonesia. Hutan rawa air tawar tidak menghasilkan kayu yang baik, tetapi tanahnya dapat dimanfaatkan sebagai tanah pertanian. Hutan rawa gambut dapat menghasilkan kayu, salah satunya ialah kayu ramin. Hutan rawa gambut banyak terdapat di Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.
Hutan rawa, meliputi daerah yang cukup luas di Indonesia. Hutan rawa air tawar tidak menghasilkan kayu yang baik, tetapi tanahnya dapat dimanfaatkan sebagai tanah pertanian. Hutan rawa gambut dapat menghasilkan kayu, salah satunya ialah kayu ramin. Hutan rawa gambut banyak terdapat di Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.
4. Hutan Musim
Jenis hutan ini sering disebut dengan hutan homogen, karena tumbuhannya hanya terdiri atas satu pohon. Hutan ini bercirikan gugurnya daun-daun pada musim kemarau (meranggas). Sebagai contoh ialah hutan jati, cemara, dan pinus. Jenis hutan ini banyak terdapat di Indonesia bagian tengah, Jawa Tengah, dan Jawa Timur sampai Nusa Tenggara.
Jenis hutan ini sering disebut dengan hutan homogen, karena tumbuhannya hanya terdiri atas satu pohon. Hutan ini bercirikan gugurnya daun-daun pada musim kemarau (meranggas). Sebagai contoh ialah hutan jati, cemara, dan pinus. Jenis hutan ini banyak terdapat di Indonesia bagian tengah, Jawa Tengah, dan Jawa Timur sampai Nusa Tenggara.
5. Hutan Hujan Tropis
Hutan hujan tropis merupakan hutan rimba yang memiliki pohonpohon yang lebat. Jenis hutan ini banyak terdapat di daerah hutan tropis atau daerah yang mengalami hujan sepanjang tahun. Hutan ini sering disebut dengan hutan heterogen, karena tumbuhannya terdiri bermacam-macam jenis pohon. Jenis hutan ini banyak terdapat di Pulau Sumatra, Kalimantan, dan Papua.
Hutan hujan tropis merupakan hutan rimba yang memiliki pohonpohon yang lebat. Jenis hutan ini banyak terdapat di daerah hutan tropis atau daerah yang mengalami hujan sepanjang tahun. Hutan ini sering disebut dengan hutan heterogen, karena tumbuhannya terdiri bermacam-macam jenis pohon. Jenis hutan ini banyak terdapat di Pulau Sumatra, Kalimantan, dan Papua.
6. Stepa
Stepa, adalah padang rumput yang cukup luas. Terdapatnya stepa di Indonesia disebabkan curah hujan sudah banyak turun di bagian barat seperti Sumatra dan Jawa Barat, sehingga angin musim yang membawa hujan dari arah Asia sudah kering setelah sampai di daerah ini. Curah hujan yang ada hanya cukup untuk tumbuhnya tumbuh-tumbuhan jenis rumput yang tidak terlalu banyak membutuhkan air. Daerah yang terdapat stepa ini antara lain Nusa Tenggara Timur dan Timor Timur.
Stepa, adalah padang rumput yang cukup luas. Terdapatnya stepa di Indonesia disebabkan curah hujan sudah banyak turun di bagian barat seperti Sumatra dan Jawa Barat, sehingga angin musim yang membawa hujan dari arah Asia sudah kering setelah sampai di daerah ini. Curah hujan yang ada hanya cukup untuk tumbuhnya tumbuh-tumbuhan jenis rumput yang tidak terlalu banyak membutuhkan air. Daerah yang terdapat stepa ini antara lain Nusa Tenggara Timur dan Timor Timur.
7. Sabana
Sabana memiliki ciri daerah padang rumput yang luas dengan diselingi adanya pohon-pohon atau semak-semak di sekitarnya. Daerah ini mengalami musim kemarau yang panjang dan bersuhu panas. Di Indonesia terdapat di Nusa Tenggara, Madura, dan di dataran tinggi Gayo (Aceh). Wilayah ini digunakan untuk peternakan, seperti sapi, kuda, dan kambing.
Sabana memiliki ciri daerah padang rumput yang luas dengan diselingi adanya pohon-pohon atau semak-semak di sekitarnya. Daerah ini mengalami musim kemarau yang panjang dan bersuhu panas. Di Indonesia terdapat di Nusa Tenggara, Madura, dan di dataran tinggi Gayo (Aceh). Wilayah ini digunakan untuk peternakan, seperti sapi, kuda, dan kambing.
B. Persebaran Fauna di Indonesia
Fauna sering juga diartikan dunia hewan. Arti fauna adalah semua hewan yang hidup di suatu daerah atau pada zaman tertentu, sedangkan uraian fauna Indonesia terbatas pada zaman sekarang ini. Uraian fauna lebih ditekankan pada hewan liar, sedangkan hewan yang dibudidayakan akan diuraikan pada peternakan.
Jenis-jenis dan persebaran hewan yang ada di Indonesia mempunyai kaitan dengan sejarah terbentuknya krpulauan Indonesia. Indonesia bagian barat, yang meliputi Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan pulau-pulau kecil disekitarnya pernah menjadi satu dengan Benua Asia. Indonesia bagian timur, Papua, dan pulau-pulau disekitarnya pernah menjadi satu dengan benua Australia. Indonesia bagian tengah, pulau Sulawesi bersama pulau di sekitarnya, Kepulauan Nusa Tenggara dan Kepulauan Maluku, merupakan wilayah yang tidak termasuk benua Asia maupun Australia.
Berikut ini pembagian persebaran fauna di Indonesia
1. Pembagia fauna menurut Wallace (1910)
Pada tahun 1910 (tiga tahun sebelum ia wafat), Wallace dengan mempertimbangan keunggulan bentuk fauna di Asia di Sulawesi, menyimpulkan bahwa fauna di Sulawesi tampak demikian khas, sehingga Wallace menduga bahwa Sulawesi dahulu pernah bersambung dengan Benua Asia maupun benua Australia. Wallace mencabut garis yang ditarik dari sebelah timur Filipina, melalui selat makassar dan antara Bali dan Lombok yang dikenal dengan garis Wallace dengan kemudian Wallace menggeser garis yang telah ditetapkan sebelumnya ke sebelah timur Sulawesi (Wallace,1910). Sulawesi merupakan daerah peralihan antara fauna Asia dengan fauna Australia.
Wallace mengelompokkan jenis fauna di Indonesia menjadi tiga, yaitu:
Fauna Asiatis (tipe Asia), menempati bagian barat Indonesia sampai selat Makassar dan selat Lombok. Di daerah ini terdapat berbagai jenis hewan menyusui besar seperti:
Ø Tapir terdapat di Sumatra dan Kalimantan
Ø Banteng terdapat di jawa dan Kalimantan
Ø Kera gibbon terdapat di Sumatra dan Kalimantan
Ø Orang utan terdapat di Sumatra Utara dan Kalimantan
Ø Beruang terdapat di Sumatra dan Kalimantan
Ø Badak terdapat di Sumatra dan Jawa
Ø Gajah terdapat di Sumatra (berpindah-pindah)
Ø Siamang terdapat di Sumatra
Ø Kijang terdapat di Jawa, Sumatra, Bali, dan Lombok
Ø Harimau loreng terdapat di Jawad an Sumatra sedangkan harimau kumbang dan tutul terdPt di Jawa, Bali dan Madura
Ø Kancil terdapat di Jawa, Sumatra dan Kalimantan
Ø Trenggiling terdapat di Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Bali
Ø Jalak Bali terdapat di Bali, dan burung merah terdapat di Jawa
Di daerah ini juga ditemui jenis hewan lain, seperti kancil pelandudk (terdapat di Sumatra, Jawa, dan Kalimantan) dan ikan lumba-lumba (Kalimantan)
Fauna tipe Australia,menempati bagian timur Indonesia meliputi pulau-pulau disekitarnya. Di daerah ini tidak didapatkan jenis kera, binatang menyusuinya kecil-kecil, dan jumlahnya tidak banyak. Hewan-hewan di bagian timur mirip dengan hewan Australia, antara lain sebagai berikut:
Ø Burung, terdiri atas cendrawasih, kasuari, nuri dan raja udang
Ø Amfibi, terdiri atas katak pohon, katak terbang dan katak air
Ø Berbagai jenis serangga
Ø Berbagai jenis ikan
Ø Mamalia, terdiri atas kanguru, walabi, beruang nokdiak (landak papua), opossum laying (pemanjat berkantung), kuskus, dan kanguru pohon.
Ø Reptilia, terdiri atas buaya, biawak, kadal, dan kura-kura
Fauna peralihan, menempati diantara Indonesia timur dan barat, misalnya di Sulawesi terdapat kera (fauna asiatis) dan terdapat kuskus (fauna Australia). Disamping itu terdapat hewan yang tidak didapatkan baik tipe asiatis maupun tipe Australia. Fauna Indonesia yang tergolong tipe peralihan adalah sebagai berikut:
Ø Mamalia, terdiri atas anoa, babi rusa, kuskus, monyet hitam, sapi, banteng, dan kuda
Ø Reptilia, terdiri atas biawak, komodo, kura-kura dan buaya
Ø Amfibi, terdiri atas katak pohon, katak terbang dan katak air.
Ø Berbagai macam burung, terdiri atas maleo, kakaktua, nuri, merpati, burung dewata, dan angsa.
2. Pembagian Fauna menurut Weber
Banyak ahli yang telah melakukan telaah tentang persebaran jenis hewan di indoesia dengan membuat garis batas yang berbeda-beda. Salah satu adalah Weber, ia menentukan batas imbangan perbandingan hewan asia dan Australia 50:50. Weber menggunakan burung dan hewan menyusui agar dasar analisisnya, tetapi tidak setiap binatang yang dijadikan dasar memiliki garis batas yang sama. Contohnya, hewan melata dan kupu-kupu asia menembus lebih jauh kearah timur daripada burung dan siput
Garis batas antara Indonesia bagian barat dengan bagian tengah disebut garis Wallace dan garis batas antara Indonesia bagian timur dengan Indonesia bagian tengah disebut garis Weber.
3. Pembagian Fauna menurut Lydekker
Ahli lain, yaitu Lydekker, menentukan batas barat fauna Australia dengan menggunakan garis kontur dan mengikuti kedalaman laut antara 180-200 meter, sekitar Paparan Sahul dan Paparan Sunda. Hal ini sama dengan Wallace yang menentukan batas timur fauna Australia.
Adanya perbedaan fauna antara wilayah Indonesia bagian barat dan timur karena kedua wilayah itu terpisah oleh perairan yang cukup luas dan dalam, dan kedalaman lautnya lebih dari 1000 meter. Laut yang dalam tersebut sebagai pemisah kedua wilayah sehingga fauna pada masing-masing wilayah berkembang sendiri-sendiri.
FLORA DAN FAUNA KHAS JAWA BARAT
FLORA DAN FAUNA KHAS JAWA BARAT
A. FLORA YANG MENJADI IDENTITAS DAERAH
Beberapa daerah di Jawa Barat memiliki flora atau tumbuhan yang menjadi identitas daerahnya. Berikut ini adalah beberapa tanaman sebagai ciri khas dari beberapa daerah kabupaten di Jawa Barat.
1. Jeruk Garut, adalah flora identitas Kabupaten Garut. Jeruk Garut terkenal karena rasanya yang manis. Selain dimakan buahnya sebagai buah meja, juga dapat dibuat jus untuk minuman. Pada zaman dahulu, jeruk ini hanya ada di wilayah Kabupaten Garut. Namun pada tahun 1982 terjadi letusan Gunung Galunggung dan menyebabkan populasi jeruk ini terganggu.
2. Mangga Gedong Gincu, adalah flora khas Kabupaten Cirebon. Mangga ini memiliki batang berupa pohon, tegak, tingginya antara 10-30 m. Kanopi yang dihasilkan dari daunnya yang rimbun dapat menjadi peneduh. Kulit batangnya abu-abu kecoklat-coklatan, pecah-pecah, dan mengandung cairan semacam damar. Daunnya memiliki panjang 4-12 inci, dan lebarnya 2 inci. Bunganya terdapat dalam malai dengan warna hijau kekuning-kuningan atau kemerah-merahan yang muncul pada bagian cabang terminal. Bunga ini mengeluarkan senyawa volatil yang dapat mengakibatkan alergi pada orang tertentu. Mangga termasuk tumbuhan poliembrioni, yaitu dapat melakukan fertilisasi sendiri tanpa polinasi. Kultivar Gedong Gincu, buahnya sebesar buah apel. Buah muda berwarna hijau tua, dan pada bagian pangkal buah berwarna kemerah-merahan atau keunguan. Buah masak akan berwarna kuning-orange, dan warna kemerahan tetap ada. Buah masak sangat manis, dan berserat cukup banyak, daging buah tebal, dengan aroma yang kuat. Produksi pertahun 100-150 kg. Tanaman ini berkembang-biak dengan biji. Tanaman akan mulai berbuah setelah 8-10 tahun. Mangga umumnya akan berbuah pada bulan Mei-Juni dan buahnya masak pada bulan September sampai Oktober. Mangga diduga bisa berumur sangat lama, bahkan bisa mencapai 300 tahun.
3.Pala, adalah flora identitas Kota Sukabumi. Tumbuhan ini termasauk pohon, dengan tinggi 16-18 m dan gemang 30-45 cm. Tanaman ini memiliki cabang yang cukup banyak. Bentuk tajuk pohonnya yang menyerupai kerucut memudahkan pengenalan pohon ini. Daunnya berseling, helai daunnya bulat telur atau oval sampai lanset dan jika diremas berbau sangat harum. Pohon umumnya hanya berbunga jantan atau betina, meskipun demikian ada pula pohon yang mempunyai bunga jantan dan betina sekaligus pada satu pohon. Bunga-bunga ini tersusun dalam payung yang menggarpu. Buah yang terbentuk merupakan buah batu, berdaging kuning muda kehijauan, berbentuk bulat lonjong dan beralur memanjang di tengahnya. Biji berwarna cokelat tua, berpola, dan berbentuk bulat telur. Daging buah dan bijinya berbau harum. Benih yang ditanam akan berkecambah kurang lebih 30-40 hari setelah penyemaian. Mulai berubah pada umur 5-7 tahun.
4.Kenari, adalah flora identitas khas Kota Bogor. Kenari merupakan tanaman pohon yang tingginya mencapai 45 m, dengan diameter sekitar 75 cm. Akar papan mencapai 3 m tingginya, dengan penumpu terletak di dalam ketiak daun, lonjong. Daun memiliki 5-11 anak daun yang berbentuk bulat telur sampai lonjong, berukuran 5-16 cm x 2-10 cm.
Secara gradual, pucuk akan meruncing, dengan pinggiran yang rata, tidak berbulu, dengan 12-15 pasang tulang daun sekunder yang menonjol ke bawah. Perbungaan muncul pada bagian pucuk (terminal), dengan bunga jantan 5mm panjangnya, dan bunga betina 6-12 mm panjang. Benang sari 6 buah. Buah bulat telur, bundar dengan ukuran 35-50 mm x 15-30mm, dan tidak berbulu. Dapat diperbanyak dengan biji.
5. Petrakomala, adalah flora identitas khas Kota Bandung. Tanaman ini termasuk tanaman perdu, selalu hijau, dan dapat tumbuh tinggi hingga mencapai 5 m, bercabang. Daun seperti sirip, dengan anak daun bulat telur, saling berhadapan, dengan 6-12 pasang per sirip. Pucuk membulat. Bunga berwarna merah, kuning, atau orange. Bunga biseksual, dengan sepal berukuran 10-15 mm x 5-7 mm, dengan daun mahkota 10-25 mm x 6-8 mm, benang sari tertarik keluar berwarna merah terang. Bakal buah memiliki 8-12 ovule. Pod yang terbentuk berukuran 6-12 cm x 1,5-2 cm dengan 8-10 biji. Biji berbentuk rektangular, cokelat atau hitam. Tanaman ini berkembang biak dengan biji yang berkecambah dalam dua minggu.
B. FAUNA YANG MENJADI IDENTITAS DAERAH
Beberapa daerah di Jawa Barat memiliki fauna atau hewan yang menjadi identitas daerahnya. Berikut ini adalah beberapa hewan sebagai ciri khas dari beberapa daerah kabupaten di Jawa barat.
1. Ikan Semah, adalah fauna identitas Kabupaten Kuningan. Ikan semah memiliki panjang total 35 cm hingga 40 cm. Tubuhnya padat, cuping tengah dari bibir bawahnya pendek. Pada bagian pinggir memendek, dan tidak melebar ke garis sudut dalam bagian mulut. Matanya dapat dilihat dari sisi ventral. Isthmus dilengkapi dengan sisik yang kecil dan jelas, lebih dari 18 sisik antara isthmus dan origin dari sirip pelvic. Bagian tepi supero-posterior dari sirip dorsal sangat mengerucut. Berwarna keperakan, punggungnya gelap dengan siripnya abu-abu gelap.
2. Ikan Lele, adalah fauna identitas Kabupaten Bekasi. Tubuhnya memanjang (simetris radial), licin, dan tidak bersisik. Mempunyai dua buah kumis, berdekatan dengan sungut hidung dan patil pada tubuhnya. Mempunyai sirip dada, sirip perut, sirip dubur, sirip ekor dan sirip punggung.Warna tubuhnya cokelat gelap sampai cokelat terang bahkan sampai hitam. Habitatnya adalah perairan tawar (danau, waduk, sungai, genangan air dan rawa). Juga hidup di tempat-tempat yang kotor seperti di comberan, kolam-kolam tergenang dan tempat pembuangan air limbah.
3. Burung Cerecet, adalah fauna identitas khas Kabupaten Sumedang. Burung ini berukuran sangat kecil (8 cm). Tanpa ciri khas, berekor panjang dengan tubuh bagian atas cokelat dan tubuh bagian bawah putih buram. Dapat dikenali karena ukurannya sebagai burung terkecil di Jawa. Suaranya lembut. Burung ini aktif bergerak dalam kelompok kecil, pengunjung hutan konifer, cemara dan pepohonan yang terbuka lain, dan sering di pinggir hutan. Secara teratur makan di bawah dekat tanah di mana burung ini mudah terlihat.
4. Ayam Parege, adalah fauna identitas Kabupaten Karawang. Nama lain dari ayam parege ialah Ayam Pelung. Ayam pelung merupakan ayam yang tersebar luas di dunia, hidup di permukaan tanah. Dan merupakan ayam peliharaan hasil domestikasi dari jenis Gallus gallus. Sayap pendek membulat, ekor umumnya panjang. Jantan biasanya sangat indah, sedangkan betina suram (untuk menyamar). Bersarang di tanah. Pada yang jantan mempunyai jengger, gelambir dan taji pada kakinya. Terbang seperti ragu-ragu dan biasanya hanya untuk jarak pendek, tetapi dapat berlari dengan baik. Iris merah, paruh warna tanduk sampai abu-abu putih susu, kaki abu-abu kebiruan. Mempunyai suara yang bersih dan nyarin
5.Ikan Gurame, adalah fauna identitas khas Kabupaten Tasikmalaya. Badannya agak panjang, pipih dan lebar. Mulutnya kecil, letaknya miring dan dapat disembulkan. Memiliki labirin, sehingga dapat dibudidayakan di perairan yang buntet. Pertumbuhan ikan gurame sangat lambat dan rentan terhadap serangan penyakit.
PERSEBARAN FLORA DAN FAUNA DI INDONESIA
Reviewed by Selalu Ada
on
September 05, 2016
Rating:
No comments: